Selasa, 20 Agustus 2013

Sejarah Nusantara dan Kerajaan-Kerajaan Besar di Indonesia

Di dalam sejarah bangsa Indonesia kita mengenal beberapa tahapan sejarah nusantara, dimana dimulai dari jaman palolithikum, neolithikum dan megalitikum atau yang biasa kita kenal sebagai jaman pra sejarah. Beberapa peninggalan pra sejarah ini tersebar di seantero bumi nusantara dimana kita mengenal adanaya tempat pemujaan pepunden berundak, lingga yoni, patung-patung pra sejarah, hingga peninggalan bekas jejak hidup manusia pra sejarah nusantara yang dikenal dengan nama pithecantropus wajakinsis serta homo soloensis.

Jaman sejarah nusantara ditandai dengan ditemukannya beberapa prasasti, yang menggambarkan bahwa masyarakat pada saat itu sudah meninggalkan pola hidup nomaden, beralih menjadi masyarakat yang hidup menetap dalam konstelasi pemerintahan yang sudah modern. Beberapa prasasti sejarah yang ditemukan semisal Prasasti Mulawarman dan Prasasti Kebon Kopi yang diperkirakan dibuat pada abad ke 4, dan diikuti berbagai Prasasti bersejarah yang dibuat antara abad ke 5 sampai dengan abad ke 12.

Prasasti-prasasti diatas menceritakan kepada kita semua, bahwa pada saat itu sudah muncul sebuah kerajaan modern yang tertata rapi struktur organisasi dan metode pemerintahannya, selain itu juga prasasti-prasasti tersebut menceritakan tentang kondisi saat itu mulai dari ritual keagamaan, struktur masyarakatnya hingga silsilah raja-raja yang memerintah kerajaan.

Terkait dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara ini, apabila kita coba kalkulasi mungkin ada ratusan yang ada dan terdeteksi namun dari sekian banyak kerajaan tersebut terdapat beberapa kerajaan-kerajaan besar yang cukup masyur bukan hanya di Nusantara namun sampai ke mancanegara. Adapun kerajaan-kerajaan besar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kerajaan Kutai

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.[1][2] Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. (sumber : wikipedia.org)
2. Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. (sumber : wikipedia.org)
3. Kerajaan Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah pada tahun 632 masehi (berdasarkan catatan dari abah Ali Sastramidjaja). Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.(sumber : wikipedia.org)
4. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya (atau juga disebut SrivijayaThai: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.[1][2] Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan",[2] maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.[3][4] Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.[5] Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan[2] di antaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.[6] (sumber : wikipedia.org)
5. Kerajan Medang

Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu maupun Buddha. Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11.(sumber : wikipedia.org)
 6. Kerajaan Sunda


Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Kerajaan ini bahkan pernah menguasai wilayah bagian selatan Pulau Sumatera. Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha,[1] kemudian sekitar abad ke-14 diketahui kerajaan ini telah beribukota di Pakuan Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan Banten.[2]. Kerajaan Sunda runtuh setelah ibukota kerajaan ditaklukan oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara sebelumnya kedua pelabuhan utama Kerajaan Sunda itu juga telah dikuasai oleh Kerajaan Demak pada tahun 1527, Kalapa ditaklukan oleh Fatahillah dan Banten ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin. (sumber : wikipedia.org)
7. Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.[2] Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur. (sumber : wikipedia.org). Beberapa raja yang cukup terkenal adalah Raden Wijaya (pendiri kerajaan Majapahit), Ratu Tribuwana Tunggadewi, Prabu Hayam Wuruk beserta tandemnya Mahapatih Gajahmada.

sumber gambar :  wikipedia.org, oladoo.com, kumpulansejarah.com, luhurfatah10.blogspot.com,
life.viva.co.id, epigraphyscorner.blogspot.co,

Pernak-Pernik Mudik Lebaran

Peringatan Hari Raya Iedul Fitri atau yang sering kita sebut dengan perayaan lebaran, merupakan salah satu moment penting yang terjadi di dunia khususnya di Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia, memberikan satu gambaran atau fenomena menarik dalam memperingati lebaran. 
Beberapa hal yang bisa kita eksplorasi dari pernak-pernik peringatan lebaran adalah sebagai berikut :
  • Eksodus perpindahan penduduk dalam tempo sementara yang terbesar dalam sejarah manusia atau yang biasa disebut dengan fenomena MUDIK LEBARAN.
 Lebaran tidak lengkap tanpa adanya mudik. Sebenarnya apa sih arti mudik itu sebenarnya, menurut informasi yang kami dapatkan bahwasanya mudik adalah sebuah perjalanan balik ke tempat asal, dalam hal ini mudik adalah balik pulang ke daerah asal dimana dia dibesarkan atau kembali ke rumah orang tua kita. Fenomena mudik ini sungguhlah luar biasa dimana tercatat hampir separuh jumlah manusia yang tinggal di Indonesia melaksanakan mudik baik itu dalam jarak dekat ataupun jarak jauh.
Banyak cerita menarik seputar mudik ini, dimana kita (pelaku mudik) rela untuk bersusah payah menempuh perjalanan jauh yang panjang, melelahkan dan kadangkala terkendala oleh kemacetan yang parah, satu contoh perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta yang biasanya ditempuh selama 15 jam perjalanan darat, pada saat menjelang Lebaran bisa ditempuh antara 20 - 30 jam perjalanan, melelahkan tapi kepuasan bertemu orang tua dan sanak saudara bisa menghapus semua bentuk lelah jiwa dan raga.

  • Pelaksanaan Sholat Ied terbanyak dan serempak dalam satu kawasan ada di Republik Indonesia
Sudah menjadi hal yang umum dan wajar, jikalau selepas 1 bulan menjalankan salah satu perintah agama yaitu berpuasa di bulan Ramadhan, Umat Islam disunahkan untuk melaksanakan sholat Ied. Meskipun hukumnya sunah, namun bagi kita muslimin dan muslimat akan terasa kurang afdol apabila tidak pergi ke masjid, lapangan terbuka dan berkumpul bersama dalam rangka melaksanakan sholat Ied, dalam jam yang bersamaan bisa dipastikan di Indonesia adalah satu-satunya negara yang menyelenggarakan sholat Ied terbanyak dan serempak di Dunia
  • Makanan Favorit yang disajikan hampir di seluruh keluarga Indonesia adalah : Opor Ayam
Ayo siapa yang tau masakan apa yang paling sering kita jumpai ketika lebaran tiba ... betul sekali opor ayam yang dipadu dengan ketupat ataupun lontong. Inilah satu masakan paling banyak kita jumpai ketika lebaran tiba. Dengan berbagai versi dan corak pengolahannya namun tetap saja opor ayam tetap menjadi idola dan hidangan favorit di hari lebaran. Oleh karena itu jika kita amati, beberapa komoditas pendukung dan bahan pokok untuk membuat opor ayam atau daging dipastikan harganya melonjak tinggi menjelang lebaran seperti cabe merah, daging ayam atau sapi, kelapa dan santan serta komoditas pendukung lainnya. Meskipun disajikan berulang di saat lebaran, rasa kangen menikmatinya akan terasa kembali di hari lebaran tahun depan, hmmmmm nyammmiiiii
  • Redistribusi Geliat Ekonomi serta Perputaran Ekonomi Daerah
Tak dipungkiri, fenomena lebaran beserta pernak perniknya adalah salah satu faktor pendorong pergerakan ekonomi. Masyarakat di kota-kota besar berbondong bondong pulang ke kampung asal dengan membawa segenap tabungan yang dia hasilkan selama setahun untuk dibelanjakan di daerah. Secara perhitungan ekonomi, redistribusi pergerakan ekonomi serta perputaran ekonomi yang terdesentralisasi ke daerah-daerah memberikan dampak positif sehingga market share di daerah tumbuh berkembang, dan tidak hanya tersentral di pusat-pusat kota.
  • Indahnya kebersamaan dalam acara Halal bi Halal dalam lingkup Keluarga Besar.
Lebaran juga merupakan forum silaturahmi keluarga besar, dan sanak saudara. Lebaran juga mempererat tali persaudaraan yang mungkin saja terpisah jarak dan waktu. di hari Lebaran ini selain kita berkumpul dengan keluarga inti, ayah dan ibu, kita juga seringkali mendapat undangan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar atau marga atau bani keturunan berdasarkan hubungan family. Silaturahmi keluarga besar ini juga bisa menjadi ajang mengakrabkan diri, berkenalan dengan sesama saudara serta membangun relasi. Tak jarang dalam acara halal bi halal keluarga besar ini muncul sebuah ide gagasan usaha bersama yang kelak nantinya akan berkembang besar, wallahualam bissawab
  • Baju Baru Alhamdulillah ...... tuk dipakai di Hari raya.
Tidak afdol kalo ngga pake baju baru di hari raya, itulah fenomena dan pernak-pernik seputar lebaran yang tidak mungkin kita lewatkan. Berbekal tabungan serta THR, masyarakat berbondong-bondong untuk membeli baju baru untuk dipakai di hari raya. Budaya konsumtif ini sebenarnya kurang pas, namun sebagai sebuah fenomena segala sesuatu tidak bisa kita justifikasi benar dan salahnya. Maka tak heran jika pada saat ramadhan dan menjelang lebaran, pusat-pusat perbelanjaan ramai dipenuhi konsumen untuk membelanjakan uangnya guna membeli baju baru untuk dipakai di hari raya .... hmmmmmm 
  • Panen Raya Pedagang dan Nikmatnya berburu Kuliner
Lebaran juga menjadi ajang kangen-kangenan dengan masakan kampung atau yang biasa kita kenal dengan wisata kuliner. Lebaran seringkali dimanfaatkan oleh pedangan makanan dan kuliner menjaring konsumen, dikarenakan sudah mengetahui tabiat masyarakat yang jarang masak setelah lebaran tiba minimal H + 1 sampai dengan H + 7. Pedagang menjajakan masakan-masakan khas yang mengundang konsumen untuk mengenang masa lalu dan suguhan menu memory yang pastinya jarang ditemui di kota-kota besar. Bagi konsumen, lebaran adalah waktunya hunting makanan kuliner tradisional favorit yang selama ini jarang ditemui di tempat dia tinggal.
  • Apa kabar Sobat .... Minal Aidin Wal Faidzin 
Selain bertemu dengan sanak saudara, Lebaran juga dimanfaatkan untuk temu kangen dengan sobat-sobat semasa masih sekolah. Momen Iedul Fitri biasanya dimanfaatkan para pemudik untuk berkumpul (kembali) dengan teman-teman semasa kecilnya, bercanda tawa, bertukar cerita bahkan ada juga yang dilanggengkan dengan membuat sebuah arisan kecil-kecilan.di ajang reuni yang dibalut dalam suasana lebaran ini akan terasa lebih khidmat dengan diakhiri bersalam-salaman saling memaafkan satu sama lain.
Tidak dipungkiri bahwasanya Lebaran memang menyajikan sebuah tontonan yang menarik baik bagi kita sebagai pengamat ataupun sebagai pelaku itu sendiri, terasa melelahkan jiwa dan raga, mengeluarkan simpanan yang tidak sedikit, namun kepuasan batin saat bertemu dengan keluarga, teman, sahabat menghapus semua sesak dan penat hidup ini. Sementara kita bisa tertawa lepas, ceria dan menikmati liburan pendek ini setelah hampir setahun bergulat dengan kerasnya kehidupan ini.